Petani Sayur di desa Benete saat mengairi sayurannya |
Profesinya sebagai petani sayur, membuatnya harus merelakan kulitnya
disengat oleh panasnya matahari disiang itu. Badanya yang kekarr dan Kulitnya
yang hitam bersinar, akibat sengatan matahari tetap melakukan aktifitasnya
dibawah terik matahari. Sesekali Ia menyiram tubuhnya sembari menyirami tanaman
sayurnya yang baru saja ditanam.
Selain itu lanjutnya, air yang digunakan untuk menyirami tanaman juga
berkat usahanya sendiri. Ia membuat sumur gali, itu semua menggunakan modal
sendiri. Ia tidak mau banyak mengharapkan bantuan, sehingga menunda kerjaanya. “Apa
yang ada saya manfaatkan, termasuk pembuatan sumur gali saya lakukan sendiri. Jika
ada bantuan ya saya terima, jika tidak ada saya juga tidak mau berharap banyak.”
paparnya.
Adapun sayur yang saat ini ditanumi berupa kacang panjang, sawi, dan juga
mentimun. Hasil dari tanamannya tersebut dijual di pasar. Selain itu, ada juga
pembeli yang datang langsung untuk membeli di kebunya. Dalam satu minggu, Ia
mengaku menjual sayur kepasar maluk bisa mencapai tiga kali, tergantung
permintaan.
Saat ditanya harga sayur di pasar. Ia mengeluhkan dengan tidak stabilnya
harga sayur. Harga sayur seperti kacang panjang di jual dengan harga Rp4.000/Kg.
Terkadang harga bisa mecapai Rp7000/Kg. Jika, sayur dipasar tidak didatangkan
dari luar pulau.
Saat ini, Ia dan anaknya tinggal dirumah sawah yang terbuat dari bambu
dan juga kayu yang di ambil dari gunung. Di rumah itulah, Ia tinggal bersama
istri dan dua orang anaknya. Anak yang pertama berumur enam tahun dan yang
kedua baru berumur lima bulan. (li)
No comments:
Post a Comment