Ilustrasi |
BeneteNews - Dalam era Demokrasi dan bentuk negara republik ini tela ter
maktub dalam norma Konstitusi bahwasannya Rakyatlah yang memegang
kedaulatan. Kedaulatan yang bagaimana? Sebab yang terlihat hanya lah
sebuah norma buntu semata pada kata kedaulatan. Tak ada bukti kekuatan
kedaulatan rakyat yang di agung kan itu. Rakyat elit yang mewakili
rakyat secara holistik tak mampu kemudian menjaga ke aslian daripada
harapan yang telah dititip kan. Justru merekalah yang menghapus secara
halus tentang nilai kekuatan kedaulatan.
Pesta demokrasi dibangsa ini tidak lah mencerminkan bentuk
menjalankan kedaulatan rakyat. Namun hanya sebatas pembentukan panggung
kebohongan yang memaksa rakyat melupakan cita-cita bangsa. Dari pemimpin
negara hingga pemimpin daerah hanya mampu menjaga nama dan tujuan
mereka secara pribadi dan kelompok kecil bukan yang sepatut nya yaitu
keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata.
Menempatkan cita-cita bangsa di urutan utama adalah hal
yang amat susah di republik ini sebab girah berpancasila dalam bernegara
kini telah luntur digerus kepentingan kelompok. Apa benar Pancasila itu
mati sebelum dilahirkan?
Yang patut untuk dipahami adalah negara ini bukan lah lahir
untuk jabatan atau Uang (kekuasaan), namun negara ini hadir untuk
rakyat yang sesungguhnya.dan pancasila adalah falsafah yang menjelama
menjadi cita dan harapan bagi bangsa indonesia.
Mana keberpihakan pemimpin pada rakyat. ?
Pada dasar nilai, pemimpin di negara ini bukan lah sebagai penguasa (idealnya) karena penguasa yang sesungguhnya adalah Hukum bersama Rakyat. Bukan kemudian cita hukum dan cita takyat di korbankan demi tujuan kotor para pemimpin. ?
Pada dasar nilai, pemimpin di negara ini bukan lah sebagai penguasa (idealnya) karena penguasa yang sesungguhnya adalah Hukum bersama Rakyat. Bukan kemudian cita hukum dan cita takyat di korbankan demi tujuan kotor para pemimpin. ?
Negeri ini sudah bosan dengan kebohongan dan penindasan
maka sepatutnya kita menjadi negeri yang tidak berdiri di atas
kebohongan dan berhenti tunduk dibawah penindasan elit. (Yadi)
No comments:
Post a Comment