Sumber : Alimuddin/Radar Sumbawa |
MALUK – Belasan
mahasiswa yang bergabung dalam Keluarga Lingkar Tambang (KLT), kemarin
menggelar demo didepan pintu masuk (gate), PT.Amman Minerat Nusa Tenggara (PT.AMNT)
di Benete, kecamatan Maluk.
Aksi itu dilakukan
menyusul meluapnya air asam tambang PT.AMNT yang mengakitkan tercemarnya air
sungai setempat. Meski perusahaan telah memastikan luapan air asam tambang
sudah aman, namum mahasiswa tetap mendesak manajemen perusahaan tambang tembaga
dan emas itu untuk tetap bertanggungjawab.
Seperti diketahui, air
asam tambang yang ada di dam santong 3 dan dam tongo loka meluap awal februari
lalu. Luapan asam tambang ini mengakibatkan tercemarnya sungai tongo. Perusahaan
berdali luapan air asam tambang ini terjadi karena tingginya curah hujan yang
terjadi disekitaran lokasi dam tampungan. Kondisi ini mengakibatkan over flow
(meluapnya) air asam tambang AMNT.
Perusahaan juga mengklaim,
pasca peristiwa itu, tim tanggap darurat AMNT sudah melakukan berbagai langka
maksimal, untuk mengembalikan kondisi air sungai setempat ke kondisi normal. Bahkan
dalam waktu tidak telalu lama, kondisi lingkungan sekitar pasca kasus itu sudah
aman.
Aksi yang dilakukan
mahasiswa yang tergabung dalam KLT kemarin (01/03/2017), mengakibatkan
terhambatnya mobilisasi kendaraan yang keluar masuk dari gate Benete. Dalam orasinya,
KLT yang merupakan gabungan mahasiswa dari Kecamatan Jereweh, Maluk dan
Sekongkang ini menuntut AMNT segera menutup kegiatan tambang mereka. Tuntutan
itu disampaikan karena AMNT dianggap lalai. Selain itu, penambangan yang
dilakukan AMNT juga telah merusak kondisi lingkungan sekitar.
“Kami meminta kegiatan
AMNT ditutup. Apalagi, peristiwa meluapnya air asam tambang beberapa waktu lalu
menjadi catatan buruk terkait tanggungjawab dan perlindungan lingkungan dari
AMNT,” tegas Musan Nip Aditia, Kordinator Lapangan (Korlap) dalam orasinya
kemarin.
Meski AMNT berdalih,
pencemaran lingkungan yang terjadi akibat meluapnya air dam santong dan dam
tongo loka disebabkan curah hujan yang tinggi. Namun peristiwa seperti ini bukan
kali ini terjadi. Saat tambang masi dikelolah oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT),
tepatnya pada tahun 2003 silam, kejadian serupa juga pernah terjadi.
“Pencemaran lingkungan
yang terjadi disungai tongo dan sekitarnya, ini yang ke dua kalinya selama
penambangan di Batu hijau. Harusnya ini menjadi catatan penting, dan kami
mendesak agar AMNT segera menghentikan aktifitas mereka,” tegasnya lagi.
KTL juga mendesak
pemerintah memberikan sanksi tegas kepada AMNT. Selain itu, mahasiswa mendukung
langka hukum yang ditempuh sejumlah masyarakat KSB terkait masalah ini. “Kami
minta aparat hukum mengusut tuntas kasus ini. AMNT sudah lalai dalam hal
tanggungjawab dan perlingungan lingkungan,” tambah Suharjo salah satu peserta
aksi lainya, kemarin.
Aksi demo yang
berlangsung pukul 09.00 wita hingga sore hari kemarin, mendapat pengawalan
ketat dari pihak kepolisian, TNI dan juga Brimob. Selain menyampaikan sejumlah
tuntutan, massa meminta presdir PT.AMNT Rachmat Makkasau menjelaskan langsung
terkait masalah ini. Pendemo berjanji jika tuntutan mereka tidak dipenuhi,
mahasiswa mengancam akan melakukan aksi lanjutan.” Kalau tuntutan kami tidak
dipenuhi, kami akan kembali melakukan aksi serupa. Bahkan dalam jumlah massa
yang lebih banyak,” tambahnya lagi. (far/cr-li)*
Massa mencoba menghalangi kendaraan milik AMNT |
Security dari nawakara 911 mengatur lalulintas saat aksi demo |
*Sumber harian Radar Sumbawa Edisi Kamis 2 Maret 2017
No comments:
Post a Comment