Jakarta - Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan di berbagai
wilayah. Namun di Desa Balbar, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan
masyarakatnya berhasil mengolah sampah menjadi biji plastik dengan keuntungan
mencapai Rp 20 juta per bulan.
"Keuntungan bersih sekitar Rp 20 juta per bulan. Dalam satu minggu bisa menghasilkan 100 kg. Di sini yang bekerja kebanyakan dari kaum ibu-ibu yang menganggur. Dengan adanya usaha ini mereka dapat penghasilan Rp 200 ribu per minggu. Kendala kami saat ini adalah kurangnya bahan baku dan angkutan," ungkap Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Mohammad Imam dalam keterangan tertulis, Kamis (13/9/2018).
Imam menggatakan bahwa melalui musyawarah desa pada Januari 2018, masyarakat sepakat membentuk BUMDes Berkah dengan suntikan modal awal sebesar Rp 290 juta. Tata kelola sampah pun kini dipegang oleh BUMDes Berkah. Menurutnya, masyarakat meyakini dengan adanya BUMDes pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi bisa semakin optimal.
"Keuntungan bersih sekitar Rp 20 juta per bulan. Dalam satu minggu bisa menghasilkan 100 kg. Di sini yang bekerja kebanyakan dari kaum ibu-ibu yang menganggur. Dengan adanya usaha ini mereka dapat penghasilan Rp 200 ribu per minggu. Kendala kami saat ini adalah kurangnya bahan baku dan angkutan," ungkap Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Mohammad Imam dalam keterangan tertulis, Kamis (13/9/2018).
Imam menggatakan bahwa melalui musyawarah desa pada Januari 2018, masyarakat sepakat membentuk BUMDes Berkah dengan suntikan modal awal sebesar Rp 290 juta. Tata kelola sampah pun kini dipegang oleh BUMDes Berkah. Menurutnya, masyarakat meyakini dengan adanya BUMDes pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi bisa semakin optimal.
"Kita berembug lihat peluang.
Sampah-sampah di sekitar Maluku Utara belum tertata, kita buat terobosan untuk
mengolah limbah plastik. Dengan melihat sampah-sampah di Sofifi kita jadikan
peluang usaha. Kita ambil contoh dari Youtube bagaimana sampah dikelola dengan
baik. Ini sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa sampah perlu diolah. BUMDes
pun dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan," jelasnya.
Sementara itu, sebagai alternatif
pasokan bahan baku, BUMDes Berkah bekerja sama dengan BUMDes sekitar yaitu
BUMDes Borero Desa Ampera dan BUMDes Garomajang Desa Garojo. Mereka dapat
mensuplai kebutuhan BUMDes Berkah. Setiap kilogram sampah akan dibeli oleh
BUMDes Berkah seharga Rp 1.500. Sementara kedua BUMDes tersebut mengambil dari
masyarakat dengan harga Rp 1.000.
"Ke depan akan mengembangkan
menjadi sebuah industri dan menyerap tenaga kerja. Kami juga akan menciptakan
branding dengan desa-desa lain. Selain dengan dua BUMDes, kami juga bangun
jaringan dengan kabupaten lain seperti Jailolo dan pulau-pulau terdekat. BUMDes
Berkah sebagai distributor sampah plastik. BUMDes lain sebagai pemasok bahan
baku. Perusahaan air mineral akan menjadi mitra kami," katanya.
Saat ini, BUMDes Berkah mempunyai 20
anggota. Mereka merupakan para pengangguran di Desa Balbar. Jumlah mesin pun
masih terbatas, yaitu BUMDes Berkah hanya memiliki satu mesin dengan kapasitas
cacah hingga 3 ton dalam satu hari kerja. Dalam satu bulan, mereka dapat
menghasilkan 14 ton untuk setiap satu kali kirim ke perusahaan di Bekasi atau
kabupaten lainnya.
Kreativitas BUMDes Berkah Desa
Balbar ini pun membangkitkan geliat perekonomian di Sofifi. BUMDes lain di desa
tetangga pun terdorong untuk saling bekerja sama. Tidak hanya menjadi lapangan
pekerjaan baru, hadirnya BUMDes juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lebih lanjut, Kepala Desa Balbar
Amir Abdulloh mengungkapkan bahwa dirinya memulai inisiatif tersebut mulai 2015
lalu. Menurutnya saat itu dana desa yang diperoleh Desa Balbar digunakan untuk
pelatihan dan peningkatan kapasitas pengolahan sampah. Hal tersebut merupakan
upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Awal dana desa bergulir pada
2015. Pada waktu itu saya fokus pada bagaimana membentuk kelompok-kelompok
usaha. Kemudian tahun berikutnya bagaimana bekerja sama dengan Balai Latihan
dan Kerjasama untuk pelatihan dan peningkatan skill ibu-ibu dan pemuda. Ini
dilakukan sebagai usaha untuk pemberdayaan ekonomi," ungkap Amir.
Baca berita lainnya dari Kemendes di Kabar Desa Kemendes(ega/hns)
No comments:
Post a Comment