Tak
sengaja saat saya berselancar di dunia maya kompasiana saya menemukan
beberapa tulisan yang menarik perhatian mata saya untuk terus membacanya
tulisan tersebut tentang Sustainable Mining Bootcamp yang di adakan
oleh PT. Newmont Nusa Tenggara.
Di
tulisan ini saya ingin menyampaikan apa yang saya lihat, sebagai
masyarakat sekitar lingkar tambang dari kecil hingga saat ini. Saya melihat ketidak sesuaian dengan realita yang
ada di desa sekarang ini. Berdasarkan yang saya lihat di lapangan dan pemberitaan di media masa, ada intrik Lewat politik media terkait pencitraan kemakmuran desa lingkar tambang.
Banyak
cara mendongkrak agar citra PT. Newmont baik dan bertanggung jawab dimata sosial. Salah satunya program
Sustainable Mining Bootcamp, yakni program edukasi bagi
masyarakat umum untuk melihaat dunia pertambangan dan aktifitas masyarakat di sekitar area
tambang. Peserta Sustainable Mining Bootcamp adalah mereka yang memiliki
hobi treviling, menulis blog, mahasiswa, jurnalis dll. Out pute program ini adalah menyebarluaskan informasi khusnya lewat media sosial tentang pencapaian PT.Newmont. Tidak ada yang salah dengan program
tersebut, namun terdapat kerusakan program Sustainable Mining Bootcamp yang saya lihat yakni "terjadi setingan informasi" ketika peserta masuk kelingkungan masyarakat lingkar tambang. Masyarakat di doktrim untuk berkata yang baik-baik soal keberadaan PT.Newmont dan manfaat yang di peroleh masyarakat lingkar tambang dari program Corporate Social Responbility (CSR) yang tidak semuanya sesuai dengan realita yang ada. Setingan dan Doktim tersebut berdampak pada kekeliruan
informasi bahkan ada yang di lebih-lebihkan agar terkesan baik
dan berhasil dimata peserta bootcamp.
Seperti sebuah cerita pengalamam seorang peserta Bootcamp 2015 http://www.kompasiana.com/dhave/ranumnya-buah-naga-di-tanah-sumbawa_54f34ba7745513942b6c6fcb klik juga disini http://www.ptnnt.co.id/id/bootcamp/social/sekilas-pemberdayaan-petani-di-site-batu-hijau.aspx klik disini juga Di dalam tulisannya mengatakan “sawah
di sini tidak kenal musim, dan setiap tahun bisa menanam padi. Dalam
setahun sudah bisa panen 2-3 kali, dari awalnya yang hanya 1 kali itupun
hanya saat hujan. Semenjak di bangunnya beberapa embung dan bendungan
oleh PT.NNT dan pembuatan saluran Irigasi." Realita yang terjadi tidak demikian, irigasi yang di bangun tidak berjalan sebagaimana yang di ungkapkan oleh para peserta bootcamp di medi. Pembalikan fakta di media adalah bentuk kenakalan publik yang menafikkan kebenaran. Ralitanya lahan tanah di desa Benete panen padi setahun sekali dan masih tergantung pada musim penghujan, banyak lahan yang di biarkan terbengkalai oleh masyarakat karena kekeringan. Sarana Irigrasi yang di bangun PT.Newmont tidak follow up oleh pihak SR selaku pemilik program. CSR berhenti di pembangunan, lemah maintenance dan lemah control sehingga air tidak mengalir. menjadikan irigasi mampet. Dari sini dapat di lihat program pembutan bendungan menjadi program etalase semata.
Hati
kecil saya merasa senang sekaligus sedih. Senang karena kampung saya
sekarang di kunjungi oleh orang dari berbagai kalangan, dan di sisi lain
hati saya sedih melihat realita yang terjadi di kampung halaman saya
ini, mulai dari kesenjangan sosial anta pekerja tambang dengan yang
tidak, sehingga mengakibatkan kecemburuan sosial, pemuda desa yang
menuntuk untuk kerja di tambang dan di tambah lagi dengan informasi di
atas yang keliru.
Berikut adalah foto bagi para netizen sekalian untuk dapat melihat realita program irigrasi yang mampet, ungkapan yang KATAnya bisa di tanam 2-3 kali dalam setahun oleh peserta bootcamp adalah kebohongan publik.
Inilah
kondisi sawah yang ada di desa benete saat ini, sawah-sawah kering
kerontang rumput liar pun tak ingin hidup apalagi padi, tumbuhan menunggu datangnya hujan.
Para netizen mari kita
lanjutkan perjalanan menelusuri sawah-sawah yang katanya 2-3 kali di
Tanami padi itu kawan.
Inilah
saluran yang di bagun itu kawan, dalam selokan terlihat aliran
daun-daun sepanjang saluran irigasi. Sepanjang perjalanan saya
menelusuri saluran pengairan banyak pintu air yang sudah rusak dan tidak
ada terlihat air yang mengairi persawahan pendduduk yang KATAnya bisa
di tanam 2-3 kali dalam setahun.
Kondisi Pintu Air yang Rusak & tidak Berfungsi
Panasnya
terik mata hari di siang hari, membuat saya mencari tempat berteduh
sekaligus melihat dan coba merenungkan realita didepan mata. Semoga yang
masyarakat tidak menggantungkan Impian dan hidupnya semata-mata di dalam
Lubang tambang, namun juga di Lumbung padi milik sendiri.
No comments:
Post a Comment