CINTA SENDIRI HANYA MENGENAL KATA MEMBERI - BeneteNews

Informasi lokal biar dunia mendengar

CINTA SENDIRI HANYA MENGENAL KATA MEMBERI

Share This


Cinta buka mengajarkan kita lemah,
terapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan menajar menghinakan diri,
tetapi menghinghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat,
tetapi membangkitkan semangat[1].
Sesuatu yang tidak bisa dibayangkan, apa jadinya dunia ini tanpak di warnai dengan yang bernama Cinta. Cintalah yang mengepakan sayap burung-burung dipagi hari dan akan balik disore hari untuk mencari makan untuk anak-anaknya yang sudah menunggu lama disangkar. Induk ayam akan melindungi anak-anaknya mengunakan sayapnya jika burung elang mulai mendekat dan menggangu anak-anaknya. Dan kita ada sekarang ini karena cinta orang tua kita yang sudah membesarkan.
Hati manusia akan keras dan kaku bagaikan batu, jiwa manusia gersang, dan hubungan yang terjalin antarindividu akan hambar. Dan dunai pun akan kehilangan sebuah pesonanya. Cinta adalah yang teramat bermakna bagi kehidupan manusia. Laksana sihir, ia begitu memerangkas siapa saja yang terjebak di dalamnya akan segera menjumpai kehidupan yang luar biasa indahnya, dan secara bersamaan lenyaplah darinya pandangan-pandangan keburukan atas segala sesuatu. Cinta menyirnakan keletihan, cinta juga membuat orang bersabar dengan penderitaan. Seperti yang dikatakan dalam sebuah puisi jalaluddin Rumi yang telah disadur Habiburrahman El Shirazy dalam Ketika Cinta Bertasbih.
    Cinta adalah kekuatan,
     yang mampu mengubah duri menjadi mawar
     Mengubah cuka menjadi anggur,
     Mengubah malang menjadi Untung
     Mengubah sedih menjadi riang
     Mengubah setan menjadi Nabi
     Mengubah iblis menjadi malaikaat
     Mengubah sakit jadi sehat
     Mengubah bakhil jadi dermawan
     Mengubah kandang jadi taman
     Menubah penjara jadi istana
     Mengubah musibah jadi muhibah
Cinta sendiri hanya mengenal kata memberi, bukan meminta. Kepada siapapun yang kita cintai, kita hanya berpikir bagaimana kita memberi kepadanya sesuatu, pemberian tanpa pamrih, Mari kita tebarkan Cinta untuk keindahan seperti matahari yang setiap pagi memberikan kehangatan untuk Bumi atau seperti Cinta seorang Ibu terhadap sang buah hati.


[1] Hamka dalam “tenggelamnya kapal Van Der Wick

2 comments:

Pages