BeneteNews
– Tinggal di wilayah tambang membuat kebanyakan pemuda di sekitaran tambang
Batu Hijau Nusa Tenggara Barat enggan untuk berwirausaha, bekerja di tambang
adalah mimpi yang utama.
Disaat pemuda lain sibuk
mencari pekerjaan, Jaharuddin pemuda Desa Mantun, Kecamatan Maluk, Kabupaten
Sumbawa Barat, menyibukan dirinya keluar masuk hutan di sekitaran wilayah tambang
untuk mencari madu yang kemudian di budidaya dekat rumahnya.
“Alhamdulillah saya
memiliki 38 stup madu trigona, semuanya saya dapatkan dengancara mencari ke
dalam hutan,” ceritanya.
Ditemui di
kediamannya sabtu (08/07/2018), Jaha menceritakan ketertarikannya untuk
membudidaya madu trigona tersebut berawal satu tahun silam setelah secara tidak
sengaja di ajak oleh rekannya untuk mengikuti pelatihan budidaya madu.
Keterbatasan modal
untuk membeli bahan baku rumah madu (stup) bukan menjadi alasan untuk
membudidaya madu trigona tersebut.
Untuk mendapatkan
papan yang dijadikan stup madu, pemuda tersebut mencari sisah-sisah papan bekas
sisah dari pengerjaan bagunan rumah di sekitaraanya.
“Biasanya saya cari
ke rumah orang yang lagi membangun rumah, nah biasanya ada papan bekas
cor-coran yang sudah tidak terpakai. Kadang ada yang ngasih kadang tidak,”
paparnya sambil menunjukan stup hasil buatannya.
Keterbatasan
tersebut, menjadikan motifasi tersendiri untuk terus berusaha memperbanyak
budidaya madu trigona.
Selain madu trigona,
ia juga memiliki tiga stup madu sarana. Semua madu-madu tersebut ia dapatkan
dari hutan.
Dalam perjalanan
memcari madu, ia merasa prihatin dengan kondisi hutan ataupun gunung yang mulai
di babat dan dibakar.
“Kadang Pohong-pohon
besar di tebang, tidak menutup kemungkinan Sumbawa, yang terkenal akan madunya akan
punah, akibat tidak adanya tempat tinggal madu karena hutannya di rusak,”
sesalnya. (li)
No comments:
Post a Comment